Sejak kecil, Mas Gunawan sudah kehilangan penglihatannya. Dunia yang dahulu penuh warna kini hanya tersisa bayangan dan cahaya samar. Namun, lebih perih dari gelapnya mata adalah kenyataan hidup yang harus ia jalani: berjualan kecil-kecilan di pinggir jalan, dengan penghasilan tak lebih dari Rp20.000 sehari. Uang itu hanya cukup untuk sekadar makan dan membayar kontrakan kosan petak sempit tempatnya berteduh di tanah rantau.

Dalam perjuangan itu, Mas Gunawan tak sendiri. Kakak kandungnya pun mengalami nasib serupa—sama-sama tuna netra. Hidup bersama dalam keterbatasan, mereka berdua harus saling menguatkan di tengah kondisi keluarga yang serba pas-pasan. Ayahnya seorang sopir angkot, ibunya bekerja serabutan, namun penghasilan mereka tak mampu menopang semua kebutuhan. Karena itu, di sela-sela kuliah, Mas Gunawan tetap memaksa diri berjualan meski hasilnya jauh dari cukup.

Di balik sempitnya kamar kos dan penghasilan yang hanya cukup untuk sekadar bertahan hidup, Mas Gunawan masih menyimpan harapan. Ia ingin terus kuliah, ingin mandiri, dan ingin mengangkat ekonomi keluarganya meski harus berjalan dalam gelap. Mari kita ulurkan tangan, agar perjuangan Mas Gunawan dan kakaknya tidak padam. Donasi Anda bukan hanya sekadar bantuan—tetapi cahaya yang mampu mengubah masa depan mereka

Legalitas
| Nama | : | Yayasan Bantu Beramal Bersama |
| Izin KEMENKUMHAM | : | AHU-0009568.AH.01.04.Tahun 2024 |
| Izin Kemenkeu (NPWP) | : | 19.875.390.7-542.000 |
| Izin NIB | : | 2706240049522 |
| Izin Domisili | : | 140/IV/2023 |
| Izin Dinsos | : | 846/564 |